top of page
Gambar penuliskamu belumtau

7 Fakta Aksi Bengis Pasutri Pengasuh Siksa Balita di Sidoarjo hingga Tewas


kamubelumtau.com - Malang nian nasib seorang balita berinisial F. Balita berusia 2 tahun 10 bulan ini ditemukan meninggal di rumah kos pengasuhnya di Desa Masangan Kulon, RT 04 RW 02, Sukodono, Sidoarjo. Ternyata, balita tersebut disiksa oleh sang pengasuh.


Pengasuh balita tersebut yakni pasangan suami istri bernama Bambang Suprijono (49) dan Sriyati Indayani (43). Keduanya merupakan warga Surabaya yang menyewa rumah kos di Desa Masangan Kulon.



Saat ini, keduanya sudah diamankan polisi dan menjadi tersangka. Berikut 7 fakta aksi bengis pasutri pengasuh siksa balita di Sidoarjo hingga tewas:


1. Tersangka Langsung Ditahan


Pasutri pengasuh balita yang tewas dengan luka lebam resmi ditetapkan sebagai tersangka. Pasutri tersebut juga sudah langsung ditahan.


"Betul, sudah tersangka. Pelaku sudah kami amankan dan kami lakukan penahanan," kata Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo kepada detikJatim, Rabu, (31/5/2023).


Menurut Andaru, kedua pasutri tersebut ditetapkan jadi tersangka sejak Senin (29/5). Atau seusai membuat laporan palsu tentang kematian balita di rumah kos mereka ke ketua RT setempat.


"Keterangan mereka di awal terbukti palsu," ujar Andaru.


2. Motifnya Karena Tak Dapat Upah


Kapolresta Sidoarjo Kombes Kusumo Wahyu Bintaro menjelaskan pelaku mengasuh korban sejak September 2022. Selama ini keduanya menerima bayaran dan keperluan lainnya sekitar Rp 5 juta per bulan dari orang tua korban berinisial A. Uang itu biasanya dikirim melalui transfer.


"Jadi setiap bulannya pelaku, menerima kiriman transfer sekitar Rp.5.000.000, sampai dengan bulan Februari 2023," kata Kusumo saat press release di Mapolresta Sidoarjo, Rabu (31/5/2023).


Namun, menginjak bulan Maret 2023, transfer uang dari orang tua korban sudah tak pernah terkirim. Sedangkan nomor telepon orang tua korban saat dihubungi juga sudah tidak aktif.



Dari sini lah kedua tersangka mulai kesal dan mulai melakukan kekerasan dengan tangan kosong hingga alat-alat rumah tangga. Terlebih korban yang masih bayi kerap buang air besar sembarangan di dalam kos.


3. Korban Dipukul dengan Sapu Lidi


Kusumo mengungkapkan kedua tersangka menganiaya korban F dengan berbagai cara. Kekerasan itu antara lain, korban digebuk dengan sapu lidi di bagian tangan, paha dan punggung. Ini dilakukan hanya karena korban makan sambil tidur-tiduran.


"Pada Jumat tanggal 26 Mei 2023 jam 15.30 WIB sewaktu pulang kerja melibat korban makan nasi sambil tidur kemudian dipukul mengenai paha kiri dengan penebah sebanyak 1 kali," beber Kusumo, Rabu (31/5/2023).


4. Kepala Korban Dipukul Sikat Cucian


Kemudian, kekerasan lain adalah yakni memukul kepala dengan sikat cucian saat di kamar mandi. Alasannya juga sepele yakni korban sering bermain di kamar mandi.


"Sewaktu (tersangka) mencuci pakaian di kamar mandi, korban berbaring di kamar mandi dan disuruh bangun karena tidak mau kemudian dipukul pakai sikat cucian di bagian kepala satu kali dan sebelumnya juga pernah memukul dengan sikat di bagian kepala," imbuh.


5. Korban Dihantam Gayung


Korban juga kerap emosi dan melakukan penyiksaan saat korban sering buang air besar dan kecil di lantai. Pada saat ini biasanya tersangka menyuruh ke kamar mandi dengan pukulan tangan kosong.


Karena korban berteriak, tersangka menambahkan dengan hantaman gayung di kepala dan punggung.


6. Korban 2 Bulan Tidur di Kamar Mandi


Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo juga mengungkapkan, kedua tersangka bahkan diketahui menyuruh korban untuk tidur di kamar mandi selama 2 bulan ini. Atau sejak orang tuanya tak mengirim transfer upah pengasuhan.


"Korban ini disuruh tersangka tidur di kamar mandi sejak bulan Maret. Dan kalau tersangka keluar, dia (korban) dikunci dari luar," beber Andaru.


7. Kematian Korban Akibat Benda Tumpul


Karena berbagai siksaan ini, korban akhirnya meninggal dunia pada Minggu (28/5) malam. Polisi pun membeberkan hasil autopsi F. Ternyata, balita ini meninggal akibat pukulan benda tumpul.


"Sebab kematian akibat kekerasan benda tumpul di kepala, perdarahan selaput laba-laba otak sehingga mati lemas," kata Andaru.


Andaru menambahkan sesaat pihaknya mendapat laporan kematian korban dari perangkat Desa Masangan Kulon. Korban langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara Pusdik Porong.


Menurut Andaru, dari hasil pemeriksaan luar korban ditemukan luka hampir di seluruh kepala dan wajah dari sisi depan, belakang, sisi kiri maupun kanan.


"Luka Lama yang mengalami penyembuhan juga ditemukan pada leher sisi belakang, perut, lengan bawah kanan, punggung tangan kanan, lipat siku kanan," terang Andaru.


Sedangkan untuk hasil pemeriksaan bagian dalam tubuh korban, ditemukan ada resapan darah pada sisi depan, puncak kepala, sisi belakang, kanan dan kiri.


Tak hanya itu, bercak pendarahan juga ditemukan ada pada paru kanan dan kiri. Lalu bintik pendarahan terdapat pada dasar otak, selaput laba-laba otak. Dan cairan bebas pada rongga perut dan rongga jantung.


Posted by : kamubelumtau


Comments


Top Stories

bottom of page