Fokus: Kejahatan Dendam di Luar Nalar
- kamu belumtau
- 21 Mei 2023
- 2 menit membaca
kamubelumtau.com - PENEMUAN korban mutilasi, yang jasadnya dicor, di Kota Semarang membuat kita terperangah. Kasus kejahatan mutilasi atau memotong-motong tubuh seseorang ini serasa betapa sering kita mendengarnya belakangan ini. Miris. Pelakunya adalah orang terdekat dalam keseharian.
Adalah Irwan Hutagalung (53), pemilik usaha air isi ulang dan gas elpiji di Jl Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang. Jasadnya ditemukanditemukan di lokasi kejadian, Senin (8/5). Badannya tertanam cor, sementara bagian kakinya terlihat menyembul. Saat cor dibongkar diketahui, bagian kepala dan tangan terpisah.
Aparat kepolisian kini telah menangkap pelaku pembunuhan berencana tersebut, yang tak lain adalah karyawannya sendiri bernamaMuhammad Husen (28).Husen mulai bekerja di tempat tersebut mulai sebulan ini. Ia menghabisi nyawa majikannya, Kamis (5/5) malam, dengan alasan dendam kesumat. Menurut pengakuannya, ia sering dimarahi majikan.
Begitu ringannya, Husen melakukan kejahatan dengan menghilangkan nyawa orang lain. Ia menyatakan puas telah memenuhi hasrat membunuh, dan lantang menyatakan siap diberi hukuman.
Perilaku sadis, apapun modusnya, seolah telah menjadi berita sehari-hari. Orang yang akrab media sosial kekinian, spontan berkomentar, "tak habis pikir, ini tindakan yang sudah di luar nalar". Adakah yang salah dalam komunikasi atau cara bergaul dengan orang lain, sehingga menjadikan nyawa seakan tak ada harganya. Ataukah mental kita mudah rapuh sehingga bisa meluapkan kemarahan yang meledak, tanpa kendali.
Dalam kasus ini, polisi memang masih terus menyelidiki motif pelaku. Benarkah sebatas hubungan kerja antara majikan dan karyawan. Atau adakah motif lain?
Sekeji apapun menghilangkan jejak tindak kejahatan, selalu ada hal ketidaksempurnaan dalam upaya menutupinya. Bisa saja kita menyebut Husen bukan termasuk profesional dalam upaya menghilangkan jejak perbuatannya, meski ia melarikan diri ke Banjarnegara, seusai membunuh.
Mengecor jasad orang yang dibunuh dengan harapan mengubur jejak, nyatanya bau busuk yang menyengat tak bisa ditutupi. Apalagi kaki jasad tak sepenuhya turut terkubur.
Psikolog yang diwwancara Tribun pun memaparkan, pelaku kejahatan yang berbuat keji tidak mengalami gangguan jiwa. Dia hanya tidak bisa mengendalikan emosi, di benaknya hanya tertanam dendam dan kebencian. Sehingga muncul rencana-rencana jahat untuk menghabisi seseorang.
Perasaan emosional ini bisa menimpa siapa saja. Yang jadi perhatian, bagi orang yang masih memiliki akal sehat tentunya, bagaimana emosi itu bisa dikendalikan. Dalam kehidupan ada kalanya, apa yang kita temui belum tentu sesuai apa yang kita inginkan.
Di sini, pengendalian emosi berperan. Termasuk bagaimana bertemu dengan orang lain, yang semisal tidak membuat nyaman diri kita. Yang pasti: dendam jangan sampai jadi pilihan!
Posted by : kamubelumtau
Comments