top of page
Gambar penuliskamu belumtau

Misteri Gunung Tidar Paku Tanah Jawa


kamubelumtau.com - Eksotik. Demikian penampakan Gunung Tidar yang melegenda di Magelang. Khususnya bagi masyarakat Jawa Tengah, yang memiliki kepercayaan mistis dibalik kemegahan gunung setinggi 503 meter ini. Banyak kalangan yang menyebutnya sebagai bukit, karena ketinggiannya yang masih tergolong rendah, dibandingkan untuk sebuah gunung. Namun bukan itu yang menarik, yuk ikuti kisahnya...



Gunung Tidar, merupakan simbol penting bagi angkatan bersenjata Indonesia. Apalagi bagi para siswa Akademi Militer (Akmil) di Magelang, yang sering melakukan latihan tempur di daerah ini. Juga dengan penduduk desa sekitar, yang rutin melakukan kegiatan berbalut tradisi, yakni Selametan Puser Bumi.


Selain itu, di puncak Gunung Tidar diketahui terdapat tiga makam keramat, yang tak luput dari berbagai kisah dibalik keberadaannya. Makam pertama adalah milik Syaikh Subakhir, yang dikenal sebagai tokoh penakluk Gunung Tidar. Makam kedua adalah milik Kyai Sepanjang, yang dikenal sebagai pusaka dari Syaikh Subakhir ketika menaklukkan para "penghuni" Gunung Tidar.


Nah, makam ketiga adalah milik Ki Semar Badrayana, atau Sang Hyang Ismoyo, atau Kyai Semar. Beliau ini dianggap sebagai tokoh mistis penguasa Tanah Jawa, yang bersemayang di Gunung Tidar. Inilah mengapa Gunung Tidar dikenal memiliki berbagai kisah mistis yang melegenda. Tidak lain karena kehadiran Semar, sebagai simbol utama pada tradisi pewayangan Jawa.



Selain itu, masyarakat setempat juga meyakini, jika ada niat buruk hendak dilakukan di Gunung Tidar, maka dapat dipastikan akan terjadi bencana. Bencana yang dimaksud adalah orang yang melakukan perbuatan negatif tidak akan dapat keluar dengan selamat dari gunung tersebut. Maka tak heran jika para taruna Akmil digembleng di area ini, sebagai wujud keikhlasan yang tulus dalam membela bangsa.


Gunung Tidar juga dikenal sebagai Paku Tanah Jawa, dimana pada puncak gunung terdapat sebuah tugu menjulang. Dengan ukiran huruf Sa (tulisan Jawa) pada ketiga sisinya. Tulisan ini pun memiliki arti yang dapat membuat kita merenung, lantaran Sapa Salah Seleh yang dimaksud memiliki makna siapa berbuat salah akan ketahuan salahnya.


Sedangkan menurut catatan sejarah, analogi Paku Tanah Jawa dapat diketahui melalui catatan yang tertulis pada naskah Babad Tanah Jawa. Walau masuk dalam kategori legenda, kisah Gunung Tidar tetap memiliki arti penting bagi masyarakat Jawa. Selain dari kisah mitologi Semar Badrayana, yang konon mempunyai kuasa mistis tertinggi atas Tanah Jawa.


Maka dapat dibayangkan, bagaimana para taruna Akmil yang sering melakukan latihan disini. Dalam aspek mistis atau vegetasi hutan yang lebat, tentu sangat cocok dengan realitas skema perang gerilya. Satu sisi memang, Gunung Tidar juga ditetapkan sebagai Kebun Raya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun tidak sembarangan orang boleh mengeksplorasi Gunung Tidar secara terbuka.


Salam halnya dengan Gunung Baluran, yang memiliki kisah mistis serupa Gunung Tidar. Tak heran jika masyarakat sekitar pun selalu menjaga kelestarian alam, karena berbagai alasan. Terlebih jika mendengar kisah Syaikh Subakhir yang kala itu hendak menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. Diceritakan bahwa pertarungan gaib pun tak terelakkan terjadi di Gunung Tidar ini.


Walaupun tidak memiliki ketinggian serupa gunung, Gunung Tidar diyakini sebagai salah satu gunung aktif yang sewaktu-waktu dapat meletus. Kepercayaan lain di masyarakat juga menyebutkan, bahwa sewaktu-waktu Gunung Tidar meletus, maka dapat dipastikan, Pulau Jawa akan turut tenggelam. Inilah legenda yang memang dipercayai oleh masyarakat sekitar.


Tak lain dari upaya menjaga kelestarian gunung yang disakralkan, beserta segala kisah sejarah ataupun mitologi yang dipercaya sebagai bagian penting dalam tradisi masyarakat Jawa. Namun, jika diperhatikan secara geografis, lokasi Gunung Tidar memang berada pada lingkar gunung aktif di Jawa Tengah, seperti Telomoyo, Merapi, Merbabu, Andong, Sindoro, dan Sumbing.


Nah, disinilah mengapa Gunung Tidar dianggap sebagai pusara bumi Jawa. Walau berangkat dari kisah yang terbangun secara kolektif dalam memahami falsafah dan silsilah Jawa, yang konon sebagai sentra keseimbangan Nusantara. Demikian kisah ini dapat disajikan, salam damai, dan terima kasih.


Posted by : kamubelumtau


Comments


Top Stories

bottom of page